watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Pelan Tapi Pasti

Kulihat bibi tidur tidak berselimut, karena biarpun
kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan AC-nya
diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi
telentang dan bibi hanya memakai baju daster
merah muda yang tipis. Dasternya sudah
terangkat sampai di atas perut, sehingga terlihat
CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis,
sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang
ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-
coklatan.
Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat
itu terlihat samar-samar di balik dasternya yang
tipis, naik turun dengan teratur.Walaupun dalam
posisi telentang, tapi buah dada bibi terlihat
mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat
muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu
aku benar-benar terangsang hebat. Dengan
cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi
keras dan berdiri dengan gagahnya, siap
tempur.
Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat
tidur dan tanganku secara hati-hati kuletakkan
dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang
mungil itu yang masih ditutupi dengan CD.
Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus
kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya
yang benar-benar licin putih mulus dan sangat
merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya agak
tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang
becinta dengan paman. Aku melakukan
kegiatanku dengan hati-hati takut bibi terbangun.
Perlahan-lahan kulihat bagian CD bibi yang
menutupi kemaluannya mulai terlihat basah,
rupanya bibi sudah mulai terangsang juga. Dari
mulutnya terdengar suara mendesis perlahan
dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang melihat pemandangan
itu.Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku,
sehingga sekarang aku bertelanjang bulat.
Penisku yang 19 cm itu telah berdiri kencang
menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku
membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap
tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris
bibiku tempat paling suka dicumbui, aku tahu hal
tersebut dari film-film bibiku.
Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah
vaginanya. Kemudian perlahan-lahan aku
menggunting CD mini bibi dengan gunting yang
terdapat di sisi tempat tidur bibi.Sekarang
kemaluan bibi terpampang dengan jelas tanpa
ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki bibi
kutarik melebar, sehingga kedua pahanya
terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas
tempat tidur dan bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di samping pinggul bibi
dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak
menyentuh pinggul bibi. Tangan kananku
menekan pada kasur tempat tidur, tepat di
samping tangan bibi, sehingga sekarang aku
berada dalam posisi setengah merangkak di atas
bibi.Tangan kiriku memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada
belahan bibir kemaluan bibi yang telah basah itu.
Kepala penisku yang besar itu kugosok-gosok
dengan hati-hati pada bibir kemaluan bibi.
Terdengar suara erangan perlahan dari mulut
bibi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya
tetap tertutup.
Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala
kemaluanku membelah bibir kemaluan
bibi.Sekarang kepala kemaluanku terjepit di
antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap
terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi
badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau
mengambil resiko, sebelum bibi sadar, aku
sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan
menempatkan posisi penisku di dalam lubang
vagina bibi. Sebab itu segera kupastikan letak
penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan tangan kiriku yang terus
membimbing penisku, kutekan perlahan-lahan
tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala
penisku mulai menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi.Kelihatan sejenak kedua paha bibi
bergerak melebar, seakan-akan menampung
desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan
kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak
bingung, memandangku yang sedang
bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-
akan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan
kiriku yang sedang memegang penisku
kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut bibi
agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang
tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat
kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku
langsung menekan ke bawah, sehingga tidak
dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke
dalam lubang kemaluan bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya
mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua
tangannya otomatis mendorong ke atas,
menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara
jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan
kiriku.”Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!”
desahnya tidak jelas.Kemudian badannya
mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan bibi
sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat
penisku yang besar menerobos masuk ke dalam
kemaluannya dengan tiba-tiba.
Meskipun bibi merontak-rontak, akan tetapi
bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena
tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena
gerakan-gerakan bibi dengan kedua kaki bibi
yang meronta-ronta itu, penisku yang telah
terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintir-
pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot
dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar
dilukiskan.Karena sudah kepalang tanggung,
maka tangan kananku yang tadinya bertumpu
pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh
badanku menekan dengan rapat ke atas badan
bibi, kepalaku kuletakkan di samping kepala bibi
sambil berbisik kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini aku
Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak
kuasa karena badannya yang mungil itu
teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap
mendekap mulut bibi, aku menjilat-jilat kuping
bibi dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai
kugerakkan naik turun dengan teratur.Perlahan-
lahan badan bibi yang tadinya tegang mulai
melemah.Kubisikan lagi ke kuping bibi, “Bii..,
tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal
bibi janji jangan berteriak yaa..?”Perlahan-lahan
tanganku kulepaskan dari mulut bibi.Kemudian
Bibi berkata, “Riic.., apa yang kau perbuat ini..?
Kamu telah memperkosa Bibi..!”Aku diam saja,
tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan
pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai
memijit-mijit buah dada bibi, terutama pada
bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih
menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi
badannya tidak dapat menyembunyikan
perasaannya yang sudah mulai terangsang itu.
Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku
kutingkatkan lagi.Akhirnya dari mulut bibi
terdengar suara, “Oohh.., oohh.., sshh.., sshh..,
eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!”Dengan masih
melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan
kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur,
sehingga aku sekarang dalam posisi setengah
bangun, seperti orang yang sedang melakukan
push-up.Dalam posisi ini, penisku menghujam
kemaluan bibi dengan bebas, melakukan
serangan-serangan langsung ke dalam lubang
kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang
tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke
bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram
melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap
terdengar suara mendesis-desis. Selang sejenak
setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat
kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku.
Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan
bibi, aku berbaring setengah tidur di samping
bibi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada
bibi terutama pada bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada
bibimu..!” katanya.Sebelum menjawab aku
menarik badan bibi menghadapku dan memeluk
badan mungilnya dengan hati-hati, tapi lengket
ketat ke badan. Bibirku mencari bibinya, dan
dengan gemas kulumat habis. Woowww..!
Sekarang bibi menyambut ciumanku dan
lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang
menari-nari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.Sambil
memandang langsung ke dalam kedua matanya
dengan mesra, aku berkata, “Bii.. sebenarnya
aku sangat sayang sekali sama Bibi, Bibi sangat
cantik lagi ayu..!”Sambil berkata itu kucium lagi
bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,
“Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan
Paman, aku kok merasa sangat cemburu,
seakan-akan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan
marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak
bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku menciumnya dengan
mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.Ciumanku
kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin
menghirup napasnya dan belahan jiwanya
masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan dengan
perasaan cinta kasih yang setulus-tulusnya.
Rupanya bibi dapat juga merasakan perasaan
sayangku padanya, sehingga pelukan dan
ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah
mesra juga.Beberapa lama kemudian aku
menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring
telentang di samping bibi, sehingga bibi dapat
melihat keseluruhan badanku yang telanjang
itu.”Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu
sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam
badan Bibi.” katanya, mungkin punyaku lebih
besar dari punya paman.
Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai
menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya
turun ke leher dan terus kedua buah dadanya
yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada
bagian ini mulutku melumat-lumat dan
menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama
pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri
dan kanan.Sementara aksiku sedang
berlangsung, badan bibi menggeliat-geliat
kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara
mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku
kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang
ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum
pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini
kemudian turun makin ke bawah, menuju
sasaran utama yang terletak pada lembah di
antara kedua paha yang putih mulus itu.Pada
bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat
menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya
dan lidahku bermain-main ke dalam lubang
vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta
menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas
lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi
bergetar dengan hebat dan kedua tangannya
mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah
disertai kedua pahanya yang menegang dengan
kuat.Keluhan panjang keluar dari mulutnya,
“Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”Sambil
masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-
lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian
pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan
dengan setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku persis berada di depan
kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan
keinginanku itu, karena terasa batang
kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan
ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis
menerobos masuk di antara daging empuk yang
hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermain-
main di seputar kepala penisku, suatu perasaan
nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik
ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa
keluar erangan kenikmatan dari mulutku.Dengan
posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-
mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-
lomba ingin memberikan kepuasan pada satu
sama lain.
Beberapa saat kemudian aku menghentikan
kegiatanku dan berbaring telentang di samping
bibi. Kemudian sambil telentang aku menarik bibi
ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur
tertelungkup di atasku. Badan bibi dengan pelan
kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi
kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak
kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa
penisku yang panjang dan masih sangat tegang
itu langsung terjepit di antara kedua bibir
kemaluan bibi.Dengan suatu tekanan oleh
tanganku pada pantat bibi dan sentakan ke atas
pantatku, maka penisku langsung menerobos
masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas
semua batangku.
“Aahh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan
keluar dari mulut bibi.Aku segera menggoyang
pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa
bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat
juga ikut mengimbangi dengan menggoyang
pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat
wajahnya yang cantik, matanya setengah
terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai,
sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu
bergoyang-goyang di atasku.Ketika kulihat pada
cermin besar di lemari, kelihatan pinggul bibi
yang sedang berayun-ayun di atasku.
Batang penisku yang besar sebentar terlihat
sebentar hilang ketika bibi bergerak naik turun di
atasku. Hal ini membuatku jadi makin
terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari
dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini
menimbulkan suatu perasaan nikmat pada
seluruh badanku.
Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan
menyemprot dengan keras ke dalam lubang
vagina bibi, yang pada saat bersamaan pula
terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya
disertai badannya yang berada di atasku bergetar
dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua
tangannya mendekap badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami
orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi
tertelungkup di atas badanku dengan lemas
sambil dari mulut bibi terlihat senyuman
puas.”Riic.., terima kasih Ric. Kau telah
memberikan Bibi kepuasan sejati..!”Setelah
beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke
kamar mandi dan saling membersihkan diri satu
sama lain.
Sementara mandi, kami berpelukan dan
berciuman disertai kedua tangan kami yang
saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu
sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami
terbangkit lagi. Dengan setengah membopong
badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan
bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi
kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku
dan dengan menempatkan satu tangan pada
pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah
tegang lagi menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan bibi
sementara aku menggerakan-gerakan pantatku
maju-mundur sambil menekan ke atas.Dalam
posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya
tertumpu pada kemaluannya yang sedang
terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi
mencapai klimaks.”Aaduhh.. Riic.. Biibii.. maa..
maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan
panjang disertai badannya yang mengejang,
bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak
terkulai lemas dalam gendonganku.Dengan
penisku masih berada di dalam lubang kemaluan
bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa
bibi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang
masih basah kugenjot bibi yang telah lemas
dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme
sambil menekan kuat-kuat pantatku. Kupeluk
badan bibi erat-erat sambil merasakan airmaniku
menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras
ke dalam lubang kemaluan bibi, mengisi segenap
relung-relung di dalamnya.


Adult | GO HOME | Exit
1/848
U-ON

inc Powered by Xtgem.com